Jenis Hama yang Sering Menyerang Tanaman Gandum

Joko Warino S.P M.Si

0 Comment

Link
Jenis Hama yang Sering Menyerang Tanaman Gandum

Tanaman gandum merupakan salah satu komoditas pangan penting yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan menjadi sumber karbohidrat utama di berbagai negara.

Dalam proses budidayanya, tanaman ini menghadapi berbagai tantangan yang dapat menghambat produktivitas, salah satunya adalah gangguan dari organisme pengganggu tanaman.

Serangan tersebut tidak hanya menurunkan hasil panen secara kuantitas, tetapi juga memengaruhi kualitas biji yang dihasilkan.

Ketika pengendalian tidak dilakukan secara tepat dan berkelanjutan, maka kerugian yang ditimbulkan bisa meluas hingga mengancam keberlanjutan usaha pertanian gandum.

Ancaman tersebut seringkali datang dari makhluk hidup kecil yang mampu merusak jaringan tanaman, mengganggu pertumbuhan akar, batang, daun, bahkan biji yang sedang berkembang.

Dampaknya bukan hanya terlihat pada tingkat panen, tetapi juga pada kerentanan tanaman terhadap penyakit lainnya serta peningkatan biaya produksi untuk perawatan dan pengendalian.

Oleh karena itu, pemahaman yang menyeluruh tentang bentuk gangguan dan strategi penanggulangannya menjadi sangat penting bagi siapa pun yang ingin menjaga kesehatan dan produktivitas lahan gandum secara optimal.

Jenis Hama Tanaman Gandum

Jenis Hama Tanaman Gandum

Berikut jenis hama yang sering menyerang tanaman gandum dan dapat menyebabkan kerusakan signifikan pada pertumbuhan maupun hasil panen:

1. Ulat pemakan daun pada masa vegetatif

Serangan ulat pada fase vegetatif tanaman gandum menjadi ancaman serius karena bagian daun merupakan tempat utama berlangsungnya fotosintesis.

Ulat aktif mengunyah jaringan daun, terutama bagian pinggir dan tengah, sehingga permukaan daun menjadi tidak utuh dan tampak berlubang. Ketika daun rusak, efisiensi penyerapan sinar matahari menurun drastis, yang pada akhirnya berdampak pada laju pertumbuhan tanaman.

Ulat biasanya berkembang biak dengan cepat pada musim panas dan lembap, sehingga populasi dapat meningkat dalam waktu singkat apabila tidak dikendalikan dengan baik.

Tanaman yang terserang ulat secara masif akan menunjukkan gejala pertumbuhan yang terhambat, batang kerdil, dan daun menguning. Ulat juga dapat berpindah ke tanaman lain yang berdekatan sehingga kerusakan menjadi menyebar.

Penggunaan pestisida nabati dan rotasi tanaman sering kali dijadikan solusi untuk mengurangi populasi ulat. Pengamatan rutin pada bagian bawah daun dan pemangkasan bagian yang terinfestasi menjadi langkah awal dalam mencegah penyebaran serangan.

2. Kutu daun penghisap cairan tanaman

Kutu daun merupakan serangga kecil yang sering menyerang bagian daun muda dan pucuk tanaman. Hama ini menghisap cairan sel tanaman dengan mulut tajamnya, menyebabkan daun menggulung, menguning, dan berhenti tumbuh.

Aktivitas penghisapan ini melemahkan jaringan tanaman sehingga daun tidak dapat berfungsi maksimal dalam mendukung metabolisme. Populasi kutu daun cenderung meningkat cepat, terutama ketika suhu lingkungan hangat dan kelembaban tinggi.

Kerusakan akibat kutu daun tidak hanya berasal dari penghisapan cairan tetapi juga dari kemampuannya menyebarkan virus tanaman. Tanaman gandum yang terserang virus akan menunjukkan gejala seperti mosaik pada daun dan pertumbuhan yang tidak seragam.

Kutu daun biasanya hidup berkoloni dan sering tersembunyi di bawah daun, membuatnya sulit terdeteksi pada awal serangan. Penggunaan predator alami seperti kepik dan penyemprotan dengan air sabun menjadi alternatif pengendalian secara ekologis.

3. Wereng batang yang menyerang jaringan dalam

Wereng batang merupakan hama yang bekerja secara sistemik dengan menyerang jaringan pembuluh tanaman dari dalam.

Hama ini memotong aliran nutrisi dan air dari akar menuju bagian atas tanaman, menyebabkan daun menggulung, batang menghitam, dan seluruh tanaman bisa mati dalam waktu singkat.

Tanaman yang tampak sehat pun bisa tiba-tiba menunjukkan gejala kerusakan hebat jika sudah terserang bagian dalamnya. Wereng biasanya aktif pada pagi dan sore hari serta menyukai lingkungan yang hangat dan lembab.

Kerugian yang ditimbulkan wereng batang sangat besar karena tanaman bisa mati total sebelum mencapai fase pembentukan biji. Serangan yang tidak terdeteksi pada awalnya bisa menjadi sumber penyebaran yang luas ke tanaman sekitarnya.

Pengendalian biasanya dilakukan dengan metode pergiliran varietas tahan wereng dan menjaga kebersihan lahan dari gulma. Selain itu, monitoring dengan perangkap cahaya dan pemusnahan tanaman yang sudah parah membantu menekan perkembangan populasi.

4. Penggerek batang pengganggu fase pertumbuhan

Penggerek batang merupakan hama dengan larva yang menyerang bagian dalam batang gandum. Setelah menetas, larva masuk ke dalam batang dan memakan jaringan lunak di dalamnya, menyebabkan batang tampak berlubang dan mudah patah.

Tanaman yang terserang akan kehilangan kekuatan struktural, mengganggu aliran nutrisi, dan akhirnya mengakibatkan kematian pada bagian atas tanaman. Serangan sering terjadi saat tanaman memasuki fase pertumbuhan pesat.

Penggerek batang sulit dikendalikan karena aktivitas larvanya tersembunyi di dalam batang sehingga tidak terlihat dari luar. Tanda serangan baru terlihat ketika tanaman mulai layu atau batang terputus secara tiba-tiba.

Rotasi tanaman dengan jenis yang tidak disukai hama dan pemangkasan batang yang terserang menjadi strategi yang umum digunakan. Penggunaan varietas tahan hama juga menjadi langkah preventif yang dapat memperkecil risiko serangan lanjutan.

5. Thrips penyebab daun mengering dan rontok

Thrips adalah hama kecil yang menyerang jaringan daun dengan cara menghisap cairan sel dari permukaan daun. Luka bekas hisapan akan berubah warna menjadi keperakan, kemudian menjadi cokelat dan akhirnya daun mengering.

Hama ini berkembang biak cepat pada suhu tinggi dan menyebabkan kerusakan besar jika populasi tidak segera ditekan. Daun yang rusak akan kehilangan kemampuannya dalam fotosintesis dan akhirnya rontok.

Populasi thrips cenderung tinggi pada musim kering dan kondisi tanaman yang lemah. Pengendalian thrips membutuhkan pendekatan menyeluruh dengan memadukan penggunaan musuh alami dan pengendalian hayati.

Sanitasi lahan dan pengaturan jarak tanam yang tepat juga membantu mengurangi tempat persembunyian thrips. Tanaman yang diserang thrips secara berat akan menunjukkan pertumbuhan lambat dan kualitas biji yang buruk pada saat panen.

6. Lalat bibit yang merusak akar muda

Lalat bibit menyerang tanaman pada fase awal pertumbuhan, khususnya saat benih baru tumbuh menjadi kecambah. Larva dari lalat ini menyerang akar muda dan menyebabkan jaringan akar membusuk.

Tanaman yang terserang akan tampak layu, kerdil, dan akhirnya mati karena kehilangan kemampuan menyerap nutrisi dari tanah. Penyebaran hama ini sangat cepat terutama pada lahan yang lembab dan minim sirkulasi udara.

Serangan lalat bibit sering tidak terdeteksi karena terjadi di bawah tanah, sehingga petani baru menyadarinya saat tanaman menunjukkan gejala layu yang tidak biasa. Pengendalian yang efektif dilakukan melalui penanaman benih sehat dan perlakuan awal benih sebelum ditanam.

Selain itu, drainase yang baik dan penghindaran dari kelembaban berlebihan dapat meminimalkan tempat berkembangnya larva. Kombinasi teknik pencegahan dan tindakan langsung menjadi kunci keberhasilan mengatasi serangan hama ini.

7. Kumbang gandum pemakan biji panen

Kumbang gandum merupakan hama pascapanen yang menyerang biji gandum di gudang penyimpanan. Serangga dewasa maupun larva memakan biji dari dalam sehingga menyebabkan biji berlubang, mudah hancur, dan kualitasnya menurun drastis.

Kehadiran kumbang tidak hanya merusak secara fisik tetapi juga menurunkan nilai ekonomi hasil panen. Suhu dan kelembaban tinggi di ruang penyimpanan mempercepat reproduksi hama ini.

Biji yang terserang kumbang biasanya terlihat menghitam atau berbau tidak sedap karena kontaminasi jamur akibat kerusakan permukaan. Pencegahan dilakukan dengan menjaga kondisi gudang tetap kering dan bersih serta menyimpan biji dalam wadah kedap udara.

Fumigasi juga dilakukan secara berkala untuk membunuh telur maupun larva yang tersembunyi di dalam tumpukan biji. Kualitas penyimpanan menjadi faktor utama dalam menghindari kerugian akibat hama pascapanen ini.

8. Tungau merah pemicu daun menguning

Tungau merah merupakan hama mikroskopis yang menyerang permukaan bawah daun tanaman gandum. Serangga ini merusak jaringan daun dengan cara menusuk dan menghisap cairan sel, menyebabkan perubahan warna menjadi kekuningan dan munculnya bercak-bercak halus.

Lama-kelamaan, daun yang terserang akan mengering dan akhirnya rontok. Populasi tungau biasanya meningkat saat cuaca panas dan kering.

Tanaman yang kehilangan banyak daun akibat serangan tungau akan mengalami gangguan fotosintesis dan hasil panen pun menurun. Deteksi dini dan penyemprotan dengan larutan sulfur atau minyak nabati sering digunakan sebagai metode pengendalian.

Penyebaran tungau dapat dicegah dengan menjaga kebersihan area tanam dan rotasi tanaman secara berkala. Kombinasi tindakan preventif dan reaktif sangat penting untuk mengendalikan populasi tungau merah secara efektif.

9. Orong-orong yang menggali dan memutus akar

Orong-orong atau mole cricket menyerang tanaman gandum dengan cara menggali tanah dan memutus akar tanaman muda. Hewan ini aktif pada malam hari dan menyukai lahan yang gembur dan lembab.

Kerusakan yang ditimbulkan mengakibatkan tanaman kehilangan daya dukung akar sehingga mudah roboh dan akhirnya mati. Serangan biasanya terjadi secara sporadis namun berdampak luas jika tidak ditangani cepat.

Akar yang rusak menyebabkan tanaman tidak mampu menyerap nutrisi secara maksimal dari tanah. Tanaman yang awalnya tumbuh sehat dapat mengalami pelayuan mendadak akibat gangguan pada sistem perakaran.

Pengendalian dilakukan dengan menjaga kelembaban tanah tetap seimbang dan memanfaatkan predator alami seperti burung dan katak. Penggunaan jebakan alami dan sanitasi lahan juga membantu menekan populasi orong-orong di sekitar tanaman gandum.

10. Belalang perusak daun dan batang muda

Belalang menjadi ancaman besar bagi pertanaman gandum karena mampu mengkonsumsi daun dan batang dalam jumlah besar. Gerombolan belalang dapat menyerang dalam waktu singkat dan meninggalkan tanaman tanpa daun, menyebabkan terganggunya proses fotosintesis.

Serangan sering terjadi saat musim kemarau panjang, di mana populasi belalang meningkat pesat. Tanaman yang tersisa hanya berupa batang tanpa jaringan daun yang aktif.

Kerugian akibat serangan belalang sangat besar karena merusak seluruh bagian vegetatif tanaman. Pencegahan dilakukan dengan pengamatan intensif terhadap keberadaan belalang di sekitar areal pertanian.

Teknik pengendalian yang digunakan antara lain pemanfaatan burung pemangsa, pengasapan, dan penyemprotan dengan insektisida nabati. Strategi pengendalian berbasis ekosistem menjadi pendekatan yang efektif dalam menekan populasi belalang di lahan gandum.

Setiap hama memiliki pola serangan berbeda dan berdampak langsung terhadap produktivitas gandum. Kerusakan yang ditimbulkan dapat meluas apabila tidak ditangani sejak dini.

Oleh sebab itu, pengawasan dan pengendalian secara berkala sangat dibutuhkan dalam budidaya tanaman gandum.

Baca juga : Inilah 10 Proses Pertumbuhan Gandum dari Benih hingga Panen

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar