Inilah Prosedur dan Proses Panen Kelapa Sawit, Wajib Anda Tahu

Joko Warino S.P M.Si

0 Comment

Link
Inilah Prosedur dan Proses Panen Kelapa Sawit, Wajib Anda Tahu

Proses produksi pada sektor agrikultur bertujuan menghasilkan produk berkualitas saat panen. Proses produksi tidak berhenti pada panen saja.

Ada proses tambahan dan standarisasi tertentu yang menentukan kualitas produk saat panen. Proses panen sangat krusial untuk tanaman komoditas seperti kopi dan kelapa sawit.

Penanganan yang tepat selama panen dan pasca-panen sangat mempengaruhi mutu akhir produk. Oleh karena itu, setiap tahap produksi harus dilakukan dengan cermat dan sesuai standar.

Baca Juga : 10 Tips Melakukan Pemupukan Pada Tanaman Kelapa Sawit

Prosedur dan Proses Panen Kelapa Sawit

Panen kelapa sawit merupakan proses yang memerlukan ketelitian dan keahlian agar dapat menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang berkualitas tinggi.

Proses panen ini terdiri dari beberapa tahapan yang harus dilakukan dengan cermat. Berikut prosedur dan proses utama dalam panen kelapa sawit :

1. Persiapan Peralatan

Persiapan Peralatan adalah langkah pertama yang sangat penting sebelum memulai panen. Peralatan yang digunakan dalam proses panen harus dipersiapkan dengan baik untuk memastikan kelancaran dan efektivitas kerja.

Alat utama yang digunakan adalah egrek dan dodos. Egrek adalah alat pemotong yang digunakan untuk memotong tandan buah sawit dari pelepahnya, sedangkan dodos adalah alat dengan gagang panjang yang digunakan untuk mengambil buah sawit yang berada di ketinggian.

Kedua alat ini harus dalam kondisi baik dan tajam agar bisa memotong tandan buah sawit dengan mudah dan cepat.

Selain itu, pekerja juga memerlukan angkong atau gerobak dorong untuk mengangkut tandan buah yang telah dipanen ke tempat pengumpulan sementara sebelum diangkut ke pabrik.

Sebelum digunakan, semua peralatan harus diperiksa untuk memastikan tidak ada kerusakan dan telah dibersihkan dari kotoran atau sisa panen sebelumnya.

Pekerja juga harus mengenakan alat pelindung diri (APD) seperti helm, sarung tangan, sepatu bot, dan pakaian lengan panjang untuk melindungi diri dari cedera saat bekerja.

2. Penentuan Blok Panen

Setelah persiapan peralatan selesai, langkah berikutnya adalah Penentuan Blok Panen. Kebun kelapa sawit biasanya dibagi menjadi beberapa blok, yang masing-masing memiliki jadwal panen tersendiri berdasarkan rotasi yang telah ditentukan.

Penentuan blok panen dilakukan berdasarkan umur tanaman dan tingkat kematangan buah. Setiap blok akan mendapatkan jatah panen setiap 10-15 hari sekali.

Penentuan blok panen ini juga melibatkan pengamatan kondisi lapangan, termasuk memastikan akses jalan menuju blok tersebut dalam kondisi baik dan tidak terhalang oleh cuaca buruk atau faktor lain yang dapat menghambat proses panen.

Observasi ini penting untuk memastikan bahwa tandan buah sawit dalam blok tersebut telah mencapai tingkat kematangan yang optimal sebelum dipanen.

3. Identifikasi Tandan Buah Matang

Identifikasi Tandan Buah Matang merupakan tahapan kritis untuk memastikan bahwa hanya tandan buah sawit yang sudah matang yang dipanen.

Kematangan tandan buah sawit dapat diidentifikasi dengan beberapa cara. Salah satunya adalah dengan melihat jumlah brondolan (buah sawit yang jatuh) di sekitar pohon.

Tandan buah yang matang biasanya ditandai dengan jatuhnya beberapa brondolan. Selain itu, warna buah juga menjadi indikator kematangan.

Buah sawit yang matang biasanya berwarna oranye kemerahan. Pekerja panen harus terlatih untuk mengenali tanda-tanda kematangan ini agar tidak memanen buah yang belum siap, yang dapat mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan.

4. Pemanenan Tandan Buah

Proses ini melibatkan pemotongan tandan buah sawit dari pohonnya menggunakan egrek atau dodos. Pekerja harus memotong tandan buah dari pelepahnya dengan hati-hati untuk menghindari kerusakan pada buah.

Setelah tandan buah dipotong, tandan tersebut dikumpulkan di tempat pengumpulan sementara menggunakan angkong atau gerobak dorong.

Dari sini, tandan buah sawit akan diangkut ke tempat pengumpulan utama atau langsung ke pabrik pengolahan.

Selama proses ini, penting untuk memastikan bahwa tandan buah tidak dibiarkan terlalu lama di lapangan agar kualitasnya tetap terjaga.

Setiap tandan buah yang dipanen harus segera diangkut dan diproses untuk menghindari kerusakan atau penurunan kualitas minyak sawit.

5. Pengumpulan Brondolan

Setelah tandan buah sawit dipotong dari pohonnya, langkah pertama yang harus dilakukan adalah Pengumpulan Brondolan.

Brondolan adalah buah sawit yang terlepas dari tandan utama dan jatuh ke tanah. Pengumpulan brondolan ini sangat penting karena brondolan mengandung minyak sawit berkualitas tinggi.

Proses ini dimulai dengan pekerja yang menyisir area di sekitar pohon kelapa sawit untuk mengumpulkan brondolan yang tercecer.

Pekerja biasanya menggunakan alat seperti jaring atau keranjang kecil untuk memudahkan pengumpulan. Brondolan yang sudah terkumpul kemudian ditempatkan dalam keranjang atau kontainer yang lebih besar untuk memudahkan pengangkutan.

Pengumpulan brondolan harus dilakukan dengan cermat agar tidak ada yang tertinggal, karena setiap brondolan memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

Selain itu, pengumpulan brondolan juga membantu menjaga kebersihan area kebun dan mengurangi risiko hama dan penyakit yang dapat timbul dari buah yang membusuk di tanah.

6. Pengangkutan Tandan ke Tempat Pengumpulan Sementara

Setelah brondolan terkumpul, tahap berikutnya adalah Pengangkutan Tandan ke Tempat Pengumpulan Sementara.

Proses ini melibatkan pemindahan tandan buah sawit yang sudah dipanen ke lokasi yang telah ditentukan di kebun, yang dikenal sebagai tempat pengumpulan sementara (TPS).

Tandan buah sawit diangkut menggunakan alat bantu seperti angkong atau gerobak dorong. Pengangkutan ini harus dilakukan dengan hati-hati untuk mencegah kerusakan pada buah yang dapat mempengaruhi kualitas minyak yang dihasilkan.

Di tempat pengumpulan sementara, tandan buah sawit ditempatkan di atas terpal atau permukaan yang bersih dan rata untuk menghindari kontak langsung dengan tanah.

Tempat pengumpulan sementara ini berfungsi sebagai titik penampungan sebelum tandan buah sawit diangkut ke pabrik pengolahan.

Penempatan di TPS juga memungkinkan proses penimbangan dan penghitungan tandan buah sawit yang lebih mudah dan efisien.

7. Penimbangan TBS

Setelah tandan buah sawit dikumpulkan di tempat pengumpulan sementara, tahap berikutnya adalah Penimbangan TBS.

Proses penimbangan ini bertujuan untuk mengetahui berat total tandan buah sawit yang telah dipanen sebelum diangkut ke pabrik pengolahan.

Penimbangan dilakukan menggunakan timbangan digital atau mekanik yang akurat. Setiap tandan buah sawit diangkat dan ditimbang satu per satu, dan beratnya dicatat dalam catatan panen harian.

Penimbangan ini penting untuk memastikan transparansi dan akurasi dalam pelaporan hasil panen.

Selain itu, penimbangan juga membantu dalam perhitungan produktivitas kebun dan pembayaran upah bagi pekerja yang biasanya didasarkan pada berat tandan buah sawit yang dipanen.

Proses ini harus dilakukan dengan teliti untuk menghindari kesalahan yang dapat merugikan baik pihak pekerja maupun pemilik kebun.

8. Pengangkutan ke Pabrik

Tahap terakhir dalam proses panen kelapa sawit adalah Pengangkutan ke Pabrik. Setelah ditimbang, tandan buah sawit harus segera diangkut ke pabrik pengolahan untuk diproses lebih lanjut.

Pengangkutan dilakukan menggunakan truk atau kendaraan pengangkut lainnya yang telah disiapkan.

Proses ini harus dilakukan secepat mungkin untuk memastikan tandan buah sawit tetap segar dan kualitas minyak yang dihasilkan optimal.

Tandan buah sawit yang terlalu lama dibiarkan setelah dipanen akan mengalami penurunan kualitas karena proses fermentasi alami yang terjadi.

Di pabrik pengolahan, tandan buah sawit akan menjalani berbagai tahap pengolahan seperti perebusan, pemisahan, dan ekstraksi minyak sawit.

Oleh karena itu, kecepatan dan efisiensi dalam pengangkutan ke pabrik sangat penting untuk menjaga kualitas akhir produk minyak sawit.

Dengan mengikuti prosedur dan proses panen kelapa sawit yang baik dan benar, diharapkan dapat diperoleh tandan buah segar yang berkualitas tinggi, yang akan menghasilkan minyak sawit dengan kualitas terbaik.

Setiap tahapan, harus dilakukan dengan cermat dan sesuai standar operasional untuk mencapai hasil yang optimal.

Efisiensi dan ketelitian dalam setiap tahap sangat penting untuk memastikan bahwa seluruh proses panen berjalan lancar dan menghasilkan produk yang memenuhi standar industri.

Baca Juga : 9 Cara Budidaya Tanaman Kelapa Sawit Mulai Nol, Terbukti Berhasil

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar