Inilah Tahapan Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah dari Biji hingga Panen

Joko Warino S.P M.Si

0 Comment

Link
Tahapan Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah dari Biji hingga Panen

Pertumbuhan tanaman kacang tanah merupakan sebuah proses biologis yang menarik karena dimulai dari biji kecil yang memiliki potensi besar untuk menghasilkan polong berisi kacang bernilai gizi tinggi.

Proses ini melibatkan berbagai perubahan fisiologis yang dipengaruhi oleh faktor lingkungan seperti kelembaban tanah, cahaya matahari, ketersediaan nutrisi, serta suhu yang sesuai sehingga tanaman mampu berkembang optimal.

Dari awal perkecambahan hingga mencapai fase vegetatif dan generatif, setiap bagian tanaman memiliki peran penting dalam mendukung kelangsungan hidup dan produksi hasil.

Daun bekerja sebagai pusat fotosintesis, akar menyerap air serta unsur hara, dan batang menopang seluruh bagian tanaman untuk tumbuh ke arah cahaya.

Perjalanan panjang ini akhirnya berujung pada terbentuknya polong yang siap dipanen, mencerminkan hasil kerja alam yang harmonis antara biji, tanah, air, dan energi matahari.

Pertumbuhan kacang tanah tidak hanya penting bagi keberlanjutan sistem pertanian, tetapi juga memiliki makna ekonomis karena menjadi sumber pangan, pakan, serta bahan baku industri yang bernilai tinggi.

Tahapan Pertumbuhan Tanaman Kacang Tanah

Berikut tahapan pertumbuhan tanaman kacang tanah dari biji hingga panen yang berlangsung secara alami dan teratur:

1. Perkecambahan biji kacang tanah

Perkecambahan menjadi tahap awal yang sangat menentukan karena prosesnya dimulai ketika biji kacang tanah menyerap air dari tanah melalui kulit biji yang mulai melunak.

Air yang masuk memicu enzim untuk aktif sehingga cadangan makanan dalam biji, seperti karbohidrat dan protein, diuraikan menjadi energi yang dapat digunakan untuk pertumbuhan.

Tunas kecil mulai muncul dari embrio yang sebelumnya berada dalam kondisi dorman, sementara akar lembaga yang pertama kali keluar langsung menancap ke dalam tanah untuk mencari kestabilan dan suplai nutrisi.

Suhu dan kelembaban tanah yang tepat menjadi faktor penting yang menentukan apakah biji dapat berkecambah dengan baik atau justru mengalami kegagalan.

Pada tahap ini, biji yang sehat akan menunjukkan pertumbuhan yang seragam, sedangkan biji yang rusak atau berkualitas rendah sering kali gagal mengeluarkan akar maupun tunas.

Kondisi tanah yang gembur dan kaya unsur hara akan mendukung proses ini lebih optimal karena memudahkan akar menembus ke dalam media tanam.

Kegagalan perkecambahan dapat menurunkan populasi tanaman sehingga berdampak pada hasil akhir panen. Oleh karena itu, penggunaan benih unggul dan perawatan lingkungan tumbuh sejak awal memiliki peranan besar dalam menentukan keberhasilan pertumbuhan kacang tanah hingga tahap berikutnya.

2. Pertumbuhan akar utama

Akar utama berkembang dari akar lembaga yang muncul pertama kali ketika biji berkecambah dan mulai tumbuh memanjang ke dalam tanah.

Fungsi utamanya adalah untuk menyerap air serta nutrisi mineral yang sangat dibutuhkan tanaman agar tetap bertahan hidup. Pada fase ini, jaringan akar berkembang semakin kokoh untuk menopang pertumbuhan batang dan daun di atas permukaan tanah.

Struktur akar yang sehat memungkinkan tanaman menghadapi kondisi lingkungan yang beragam, seperti kekeringan atau kelebihan air. Peran akar sangat vital karena menjadi jalur utama distribusi unsur hara ke seluruh bagian tanaman.

Pertumbuhan akar utama yang optimal dipengaruhi oleh kualitas tanah, tingkat aerasi, serta ketersediaan bahan organik.

Tanah yang padat akan menghambat penetrasi akar, sedangkan tanah yang terlalu gembur akan kurang menopang kekuatan tanaman.

Selain itu, ketersediaan mikronutrien seperti kalsium dan magnesium menjadi penunjang pertumbuhan akar yang kuat dan sehat.

Akar yang berkembang baik sejak awal akan memberikan keuntungan jangka panjang karena mampu meningkatkan efisiensi penyerapan nutrisi. Kondisi ini akan mempersiapkan tanaman kacang tanah untuk memasuki tahap pertumbuhan vegetatif yang lebih kompleks.

3. Munculnya batang dan daun muda

Batang mulai terlihat di permukaan tanah setelah akar utama cukup kuat menopang tunas yang tumbuh ke arah cahaya matahari.

Pertumbuhan batang dipicu oleh aktivitas hormon auksin yang mengatur pemanjangan sel, sehingga batang dapat terus memanjang secara vertikal. Daun pertama yang muncul disebut daun kotiledon, berfungsi sementara untuk mendukung proses fotosintesis awal.

Kehadiran daun ini menjadi tanda bahwa tanaman kacang tanah telah memasuki fase autotrof, yaitu mampu memproduksi makanan sendiri melalui fotosintesis. Energi dari cahaya matahari mulai dimanfaatkan untuk mempercepat pembentukan jaringan baru.

Pertumbuhan daun muda akan menentukan seberapa cepat tanaman mampu beradaptasi dengan lingkungannya. Daun yang sehat berwarna hijau segar menunjukkan aktivitas fotosintesis berjalan dengan baik, sedangkan daun yang pucat atau menguning menandakan adanya kekurangan nutrisi.

Faktor seperti intensitas cahaya, kelembaban udara, dan ketersediaan nitrogen sangat berpengaruh terhadap kualitas pertumbuhan daun.

Semakin banyak daun yang terbentuk, semakin tinggi pula kapasitas tanaman dalam menghasilkan energi. Tahap ini menjadi pondasi penting sebelum tanaman mulai bercabang dan memperluas kanopi untuk menangkap lebih banyak cahaya.

4. Pembentukan cabang tanaman

Tanaman kacang tanah akan mulai mengeluarkan cabang setelah batang utama cukup kuat dan daun pertama berhasil melakukan fotosintesis dengan baik.

Cabang yang muncul biasanya berkembang dari ruas batang di dekat permukaan tanah dan akan tumbuh menyamping. Fungsi cabang adalah memperluas area fotosintesis sehingga tanaman memiliki lebih banyak energi untuk menopang pertumbuhan.

Pola pertumbuhan cabang juga menjadi indikator kesehatan tanaman karena semakin banyak cabang yang terbentuk, semakin besar pula peluang terbentuknya bunga dan polong di masa mendatang.

Perkembangan cabang yang optimal dipengaruhi oleh ketersediaan nutrisi, terutama fosfor dan kalium yang berperan dalam memperkuat struktur tanaman.

Tanah yang subur akan memicu tanaman menghasilkan lebih banyak cabang dengan daun lebat. Kondisi lingkungan seperti intensitas cahaya juga sangat mempengaruhi arah pertumbuhan cabang, karena tanaman cenderung bergerak menuju sumber cahaya.

Cabang yang sehat akan menopang proses fotosintesis lebih maksimal, sehingga tanaman mampu memasuki fase generatif dengan lebih kuat. Keberhasilan pembentukan cabang menjadi modal penting untuk produktivitas kacang tanah pada tahap berikutnya.

5. Masa vegetatif aktif

Fase vegetatif aktif ditandai dengan pertumbuhan daun yang semakin banyak dan menyebar luas membentuk kanopi. Pada masa ini, tanaman kacang tanah lebih banyak menggunakan energi untuk memperbesar ukuran batang, daun, dan cabang.

Fotosintesis berjalan secara intensif untuk menghasilkan energi yang diperlukan dalam pembentukan jaringan tanaman.

Akar juga terus berkembang untuk menopang kebutuhan air dan nutrisi yang semakin tinggi. Kondisi vegetatif yang sehat menjadi kunci agar tanaman dapat memasuki fase pembungaan dengan kekuatan penuh.

Keseimbangan pemupukan dan pengelolaan air sangat penting agar fase vegetatif berjalan optimal. Kekurangan nitrogen dapat menyebabkan daun menguning lebih cepat, sedangkan kelebihan air dapat menghambat perkembangan akar.

Pengendalian gulma pada fase ini juga perlu dilakukan agar tanaman tidak bersaing dalam mendapatkan cahaya dan nutrisi.

Semakin baik fase vegetatif dijalani, semakin tinggi peluang tanaman menghasilkan bunga dalam jumlah banyak dan berkualitas. Pertumbuhan vegetatif yang kuat memberikan dasar yang kokoh untuk keberhasilan produksi polong pada tahap selanjutnya.

6. Pembungaan tanaman kacang tanah

Tahap pembungaan pada kacang tanah ditandai dengan munculnya bunga kecil berwarna kuning yang berkembang pada ketiak daun.

Bunga kacang tanah termasuk tipe bunga sempurna yang memiliki organ jantan dan betina, sehingga memungkinkan terjadinya penyerbukan sendiri.

Proses pembungaan ini sangat penting karena menjadi pintu masuk menuju pembentukan polong.

Lingkungan tumbuh yang mendukung, seperti cahaya matahari cukup, suhu optimal, dan ketersediaan nutrisi terutama fosfor, berpengaruh besar terhadap jumlah serta kualitas bunga yang muncul. Kesehatan tanaman juga dapat dilihat dari banyaknya bunga yang terbentuk pada fase ini.

Keberhasilan fase pembungaan akan sangat menentukan produktivitas tanaman karena tidak semua bunga akan berkembang menjadi polong.

Stres lingkungan seperti kekurangan air atau serangan hama dapat menyebabkan bunga gugur sebelum pembuahan. Petani biasanya melakukan pemeliharaan lebih intensif pada fase ini dengan menambahkan pupuk yang kaya unsur fosfor serta mengendalikan gulma agar tidak menghambat pertumbuhan.

Pembungaan yang berlangsung secara serempak dan merata akan mempermudah proses pemeliharaan serta meningkatkan potensi panen yang tinggi. Semakin optimal pembungaan, semakin besar peluang terbentuknya polong dalam jumlah banyak.

7. Pembuahan dan pembentukan ginofor

Setelah proses penyerbukan berhasil, bagian bunga yang dibuahi akan menghasilkan ginofor, yaitu tangkai reproduktif yang unik pada kacang tanah.

Ginofor tumbuh memanjang ke arah bawah dan mendorong bakal buah masuk ke dalam tanah. Mekanisme ini berbeda dari kebanyakan tanaman lain karena polong kacang tanah berkembang di bawah permukaan tanah.

Peran ginofor sangat krusial karena menjadi penghubung antara proses pembungaan di atas tanah dengan pembentukan polong di dalam tanah.

Lingkungan yang sesuai, terutama kelembaban tanah yang cukup, sangat mendukung pertumbuhan ginofor agar dapat menembus tanah dengan baik.

Keberhasilan pembentukan ginofor akan menentukan jumlah polong yang bisa berkembang. Jika kondisi tanah terlalu keras atau kering, ginofor kesulitan menembus permukaan tanah sehingga bakal buah gagal berkembang.

Oleh karena itu, pengolahan tanah yang baik dan penyiraman yang teratur sangat diperlukan. Tahap ini merupakan transisi penting dari fase generatif awal menuju pengisian polong yang lebih kompleks.

Setiap ginofor yang berhasil masuk ke tanah akan menjadi calon polong baru, sehingga jumlah ginofor yang terbentuk menjadi indikator potensi hasil panen yang akan diperoleh.

8. Masuknya ginofor ke tanah

Ginofor yang berhasil tumbuh akan menancap ke dalam tanah dengan arah tegak lurus atau miring, tergantung kondisi media tanam.

Proses ini membawa bakal buah masuk ke dalam tanah sehingga polong dapat terbentuk terlindung dari paparan langsung cahaya matahari. Lingkungan tanah yang gembur dan lembab mempermudah penetrasi ginofor, sedangkan tanah yang padat dapat menghambat proses ini.

Tahap masuknya ginofor ke tanah menandai langkah awal pembentukan polong yang nyata pada kacang tanah. Penetrasi yang berhasil memastikan keberlangsungan fase perkembangan polong berikutnya.

Kesuksesan ginofor masuk ke tanah juga dipengaruhi oleh faktor pemeliharaan seperti pengairan dan pengendalian gulma.

Tanah yang kering membuat ginofor sulit menembus, sementara gulma yang tumbuh lebat dapat menghambat ruang bagi ginofor berkembang.

Petani biasanya menjaga kelembaban tanah pada tingkat optimal agar proses ini berjalan lancar. Setiap ginofor yang berhasil masuk tanah akan memberikan kontribusi terhadap jumlah polong yang terbentuk, sehingga semakin banyak ginofor yang berkembang, semakin besar potensi hasil panen.

Proses ini menunjukkan keunikan kacang tanah sebagai tanaman legum yang berbuah di bawah tanah.

9. Pengisian polong kacang tanah

Setelah ginofor berhasil masuk ke dalam tanah, bakal buah mulai berkembang menjadi polong yang berisi biji. Pada tahap awal, polong masih kecil dan berwarna putih, kemudian perlahan mengeras seiring dengan perkembangan biji di dalamnya.

Nutrisi yang dihasilkan dari proses fotosintesis di daun dialirkan ke polong untuk mendukung pembesaran biji. Ketersediaan air, cahaya, dan nutrisi makro seperti kalium sangat penting dalam memperlancar pengisian polong.

Fase ini membutuhkan energi yang besar dari tanaman sehingga keseimbangan pertumbuhan vegetatif dan generatif sangat penting untuk dijaga.

Polong yang terisi dengan baik akan menghasilkan biji berkualitas tinggi yang memiliki ukuran seragam. Gangguan hama, penyakit, atau kekurangan nutrisi pada tahap ini dapat mengakibatkan polong kosong atau biji kecil.

Oleh sebab itu, pemeliharaan intensif dilakukan agar proses pengisian polong tidak terganggu. Pengendalian lingkungan dan pemberian pupuk tambahan dapat meningkatkan kualitas biji.

Tahap pengisian polong menjadi salah satu indikator keberhasilan budidaya kacang tanah karena berhubungan langsung dengan jumlah hasil panen yang dapat diperoleh.

10. Kematangan dan masa panen

Tahap akhir pertumbuhan kacang tanah ditandai dengan kematangan polong yang berada di dalam tanah. Polong yang matang biasanya berwarna cokelat, kulitnya keras, dan biji di dalamnya sudah terisi penuh.

Daun tanaman mulai menguning sebagai tanda bahwa fase pertumbuhan vegetatif telah selesai dan energi lebih banyak dialirkan ke polong.

Penentuan waktu panen sangat penting karena panen yang terlalu cepat akan menghasilkan biji kecil, sedangkan panen yang terlalu lambat dapat membuat polong membusuk di dalam tanah. Kondisi cuaca dan kelembaban tanah juga menjadi faktor yang harus diperhatikan menjelang panen.

Masa panen kacang tanah dilakukan dengan mencabut tanaman secara hati-hati agar polong tidak tertinggal di dalam tanah.

Setelah dicabut, polong biasanya dijemur untuk menurunkan kadar air sehingga biji lebih awet disimpan. Hasil panen yang baik ditentukan oleh perawatan sejak awal penanaman hingga akhir siklus pertumbuhan.

Panen yang tepat waktu akan menghasilkan biji dengan kualitas unggul, baik dari segi ukuran maupun kandungan gizi. Tahap ini menjadi penutup dari seluruh rangkaian pertumbuhan kacang tanah yang panjang, sekaligus tujuan utama dari proses budidaya yang dilakukan.

Pertumbuhan kacang tanah berlangsung melalui serangkaian proses yang saling berhubungan, dimulai dari biji yang berkecambah hingga menghasilkan polong berisi biji yang matang.

Setiap tahap memiliki fungsi penting bagi kelangsungan hidup tanaman dan kualitas hasil panen yang akan diperoleh. Kacang tanah yang dipanen pada waktu yang tepat mampu memberikan hasil maksimal baik dari segi kuantitas maupun kualitas biji.

Baca Juga : Hama yang Sering Menyerang Tanaman Kacang Tanah di Indonesia

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar